Jumat, 04 Juni 2010

Air Mata Untuk Gaza


Mendengar

Menyaksikan dan membaca

Ada sebuah negara merdeka

Menderita berkepanjangan

Air mata ini menetes

Tak kuasa hatiku menahannya

Aku hanya bisa menangisi Palestina


Mendengar

Menyaksikan dan membaca

Ada sebuah negara barbar

Hidup bebas di dunia berbudaya

Bebas membunuh, menggusur

Seenaknya menjajah, mengusir dan merampas

Tanah negara merdeka

Air mataku kembali menetes

Tak kuasa menahan geram di dada


Mendengar

Menyaksikan dan membaca

Ada rakyat sipil gigih melawan

Tentara penjajah bersenjata lengkap

Hanya dengan batu, ketapel,

Bom dan senjata rakitan tangan sendiri

Air mataku menitik

Tak kuasa hatiku menahan malu

Apakah aku hanya berpangku

Atau sekedar menulis buku


Mendengar

Menyaksikan dan membaca

Ada sukarelawan dari limapuluh negara

Tujuh ratus jumlahnya menuju Gaza

Lalu diserang tentara barbar itu

Mereka menembaki kapal relawan

demi menenggelamkan kapal

Relawan diculik, disiksa, dilukai

Bahkan dibunuh

Air mataku menetes menahan rindu

Rindu bisa menoreh sejarahku

Hadir di tanah para nabi suatu waktu


Mendengar

Menyaksikan dan mendengar

Ada seorang ayah penuh semangat

Mendukung penuh perjuangan sang anak

Yang kini di Jordan tergeletak karena luka tembak

Meski badan terkoyak

Di dada ada luka tembak

Liver robek

Udara terperangkap di darah

Patah tulang iga

Setelah sembuh silakan kembali ke Gaza


Aku kembali meneteskan air mata

Air mata bangga ketika sang ayah berkata

”Sampaikan salam kami sekeluarga

Kepada anakku Reza di sana

Kami mendukung perjuangannya

Demi rakyat Palestina”


Mendengar

Menyaksikan dan membaca

Ada relawan Amerika

Harus meninggal di usia muda

Dua puluh tiga tahun umurnya

Karena dilindas zionisme buldoser tentara

Saat menghalangi penghancuran

Rumah-rumah keluarga Palestina

Yang tak dikenalnya


Air mataku menetes

Kenapa para pemimpin tak memiliki

Keberanian dan kekuatan hati

Sementara kekuasaan di tangan

Memiliki tentara bersenjata lengkap

Tapi diam seribu bahasa


Mendengar

Menyaksikan dan membaca

Anak-anak di Gaza

Bernyanyi, bermain, bergembira

Di bawah tenda darurat

Disekitar puing-puing rumah mereka


Menggambar bom tank pesawat

Menghiasi mukanya dengan coreng-moreng tentara

Menyelampangi dadanya dengan selongsong peluru

Karena rindu dendam kepada kemerdekaan


Sementara anakku bisa menggambar

Pantai, taman hijau dan langit biru

Menghiasi mukanya dengan topeng jenaka

Dan setiap hari gembira ceria

Dengan tas sekolah menyelempang di dada


Air mataku sedih menitik

Ketika bantuan alat-alat sekolah

Dari kapal pembebasan dirampas tentara Israel

Ketika bahan bangunan

untuk menegakkan kembali rumah-rumah mereka

Dirampok tentara penjajah


Mendengar

Menyaksikan dan membaca

Seperti janjinya ’aku akan kembali’

Rachel Corri yang sendiri dan lemah

Kini benar-benar akan kembali

Gagah, perkasa, berkekuatan

Ke Gaza

Dengan berlipat-lipat kekuatan kemanusiaan

Mewujud sebuah kapal pembebasan


Aku meneteskan lagi air mata

Ada darah Palestinakah mengalir di tubuh Amerikanya?


Mendengar

Menyaksikan dan membaca

Seperti tekadnya ’menyampaikan amanah’

Relawan MER-C tetap berjuang

Mewujudkan tekad

Membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Pembajakan penyerbuan penculikan pembunuhan

Tak menyurutkan tekad

Karena Gaza tinggal selangkah


Menetes lagi air mataku tak terbendung

Apakah yang bisa kulakukan

Selain berdoa dan berteriak Allahu Akbar?


[Air mata ini ...

Sejatinya bukanlah untuk Gaza

Karena mereka tak butuh air mata

Mereka butuh semangat dan dukungan

Bukan rengekan melemahkan


Air mata ini..

Sejatinya adalah untuk menangisi diri sendiri

Yang belum banyak berbuat

Selain baru bisa mengecam kedzaliman,

berdoa dan berdemonstrasi keprihatinan].

Cikarang Baru, 21 Jumadil Akhir 1431/4 Juni 2010